Minggu, 26 April 2015

ragam bahasa dan bahasa ilmiah



Ragam Bahasa dan Bahasa Ilmiah
A.    Pengertian Ragam Bahasa
Setiap situasi memungkinkan seseorang memilih variasi bahasa yang akan digunakannya. Faktor pembicara, pendengar, pokok pembicaraan, tempat dan suasana pembicaraan berpengaruh pada seseorang dalam memilih variasi bahasa. Istilah yang digunakan untuk menunjuk salah satu dari sekian variasi pemakaian bahasa disebut dengan ragam bahasa.
            Bahasa Indonesia yang sangat luas wilayah pemakaiannya dan bermacam ragam penuturannya, mau tidak mau, takluk pada hukum perubahan. Faktor sejarah dan perkembangan masyarakat turut pula berpengaruh pada timbulnya sejumlah ragam bahasa Indonesia. Ragam bahasa yang beraneka macam itu masih disebut ‘bahasa Indonesia’ karena masing-masing berbagai teras atau inti sari bersama yang umum.
            Istilah ragam dapat disejajarkan dengan variasi. Adanya ragam atau variasi mengimplikasikan bahwa dari berbagai ragam atau variasi itu terdapat model yang menjadi acuannya. Dengan demikian, bagaimanapun model variasinya pastilah terdapat intisari atau ciri-ciri umum yang sama. Jika variasi itu sudah menyimpang jauh dari inti yang menjadi acuannya, itu berarti bahwa sudah bukan variasi dari acuannya, melainkan merupakan model lain yang baru sama sekali (Suharsono, 1993).
            Pemilihan terhadap salah satu ragam bahasa dipengaruhi oleh faktor kebutuhan penutur atau penulis akan alat komunikasi yang sesuai dengan situasi. Dengan demikian, terdapat berbagai variasi pemakaian bahasa sebbagai alat komunikasi. Terdapat aneka ragam bahasa sesuai dengan fungsi dan situasinya.

B.     Macam-Macam Ragam Bahasa
Mengingat fungsi dan situasi yang berbeda-beda dalam setiap komunikasi antarmanusia, tersedia bermacam-macam ragam bahasa.
            Pertama, dari segi pembicara/penulis, ragam bahasa dapat diperinci berdasarkan daerah, pendidikan, dan sikap.
1.        Ragam daerah lebih  dikenal dengan nama logat atau dialek. Ragam bahasa ini tercipta karena terpengaruh kuat bahasa ibu si pembicara/penulis. Faktor aksen, kosakata, dan variasi gramatikal, umpamanya seringkali berpengaruh sebagai pembeda tiap-tiap ragam dialek.
2.        Ragam bahasa ditinjau dari segi pendidikan pembicara penulis dapat dibedakan menjadi ragam cendekiawan dan ragam noncendekiawan. Pembedaan ini berdasarkan pada tingkat pendidikan formal dan nonformal pembicara penulis. Golongan orang terpelajar, misalnya, akan berbeda ragam bahasanya dengan yang tidak terpelajar. Ragam bahasa orang yang terdidik terpelihara. Badan lembagapemerintahan, pers, dan sebagainya memilih ragam bahasa orang terdidik.
3.        Ragam bahasa ditinjau dari segi sikap pembicara/penulis bergantung kepada sikapnya terhadap lawan komunikasi. Ragam ini dipengaruhi oleh, pokok pembicaraan, tujuan dan arah pembicaraan, sikap pembicaraaan, dan sebagainya. Segi-segi itulah yang membedakan ragam itu menjadi ragam resmi dan nonresmi.
Kedua, dari segi pemakaiannya ragam bahasa diperinci berdasarkan pokok persoalan, sarana, dan gangguan campuran.
1.        Ragam bahasa ditinjau dari segi pokok persoalan berhubungan dengan lingkungan yang dipilih dan dikuasai bergantung pada luasnya pergaulan, pendidikan, profesi, kegemaran, pengalaman, dan sebagainya. Pemilihan ragam bahasa yang menyangkut pokok persoalan sering menyangkut hal pemilihan kata, ungkapan khusus, dan kalimat khusus sehingga hal ini memberikan kesan bahwa terdapat berbagai ragam bahasa yang berbeda satu sama lain bergantung pada pokok persoalannya.
2.        Ragam bahasa ditinjau dari segi sarananya dibedakan menjadi ragam lisan dan ragam tertulis (tulisan). Ada berbagai hal yang membedakan bahasa lisan dengan tulisan. Unsur-unsur aksen, tinggi rendah dan panjang pendeknya suara, serta irama kalimat sulit dilambangkan dengan ejaan ke dalam bahasa tulisan.
3.        Ragam bahasa, dalam pemakaiannya, sering terjadi gangguan percampuran unsur (kosakata misalnya) daerah maupun asing. Ragam bahasa yang terpengaruh karena gangguan percampuran unsur-unsur itu mendorong pembicara/penulis untuk bersikap bijaksana dalam memilih.
Dilihat dari berbagai segi, terlihat bahwa ada berbagai ragam bahasa sesuai dengan fungsi dan situasinya. Semua ragam bahasa itu termasuk ke dalam bahasa Indonesia. Akan tetapi, tidak semua ragam bahasa termasuk ke dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar.


C.       Ciri-ciri Bahasa Ilmiah
Karangan ilmiah harus disajikan dalam bahasa ilmiah, yakni salah satu ragam bahasa Indonesia, yang antara lain, memiliki ciri: 
1.        Bersifat lugas. Artinya, apa yang mau diutarakan, dikatakan saja secara langsung, apa adanya, tidak berbelit-belit.
2.        Mematuhi kaidah-kaidah gramatika. Artinya, kalimat-kalimat dan paragraf-paragraf sesuai dengan kaidah-kaidah tata bahasa.
3.        Efektivitas kalimat-kalimatnya terpenuhi. Maksudnya, pesan-pesan yang dikandung kalimat-kalimat itu dapat diterima pembaca persisi seperti yang diinginkan penulis.
4.        Kosakata yang digunakan, selain kosakata baku, juga sesuai dengan kaidah pemilihan kata (diksi), dan istilah-istilah yang digunakan sesuia dengan bidang ilmu yang ditekuni.
5.        Kalimat-kalimatnya bebas dari ketaksaan. Maksudnya, kalimat-kalimatnya, atau paragraf-paragrafnya tidak menimbulkan tafsiran ganda.
6.        Bebas dari makna kias dan figura bahasa. Artinya, kata-kata atau kalimat-kalimat yang digunakan harus bermakna lugas.
7.        Mematuhi persyaratan penalaran. Maksudnya, secara sematik kalimat-kalimat bersifat lugas dan dapat diterima oleh akal sehat.
8.        Mematuhi atau menerapkan kaidah-kaidah ejaan yang berlaku.
Semua ciri itu harus tampak terjalin pada setiap kalimat, setiap paragraf, atau pada karangan ilmiah itu seutuhnya.













Daftar Pustaka

Chaer Abdul, Ragam Bahasa Ilmiah, Jakarta: Rineka Cipta, 2011.
Sugihastuti, Bahasa Laporan Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar